PT Pertamina Gas (Pertagas), yang merupakan anak perusahaan dari PT PGN Tbk (PGAS) dan bagian dari Subholding Gas Pertamina, terus menunjukkan dedikasinya dalam mempercepat pembangunan infrastruktur energi di tanah air. Perusahaan ini juga berencana untuk memperluas operasionalnya ke sektor Energi Baru dan Terbarukan (EBT). Direktur Keuangan dan Dukungan Bisnis Pertagas, Arifin Ahmad, menyatakan bahwa sebagai entitas yang berfokus pada infrastruktur energi, meningkatkan keandalan dan efisiensi infrastruktur adalah prioritas utama bagi perusahaan. "Kami berupaya untuk terus meningkatkan keandalan dan efisiensi dari infrastruktur yang kami miliki. Itu adalah langkah pertama yang kami ambil," ujarnya dalam acara Energy Corner CNBC Indonesia, pada Selasa (31/12/2024). Pertagas dikenal sebagai perusahaan yang berfokus pada pembangunan infrastruktur energi terintegrasi, yang mencakup berbagai aspek seperti regasifikasi gas, pengolahan gas menjadi LPG, transportasi gas, serta pengoperasian pipa transmisi gas bumi. Selain itu, perusahaan ini juga mengelola pipa transportasi minyak bumi dan pipa Bahan Bakar Minyak (BBM). Perusahaan ini berkomitmen untuk melanjutkan pengembangan infrastruktur yang telah ada dan juga mengeksplorasi infrastruktur untuk energi baru. Salah satu prioritas utama mereka adalah mencari peluang bisnis di sektor hidrogen. Di samping itu, Pertagas sedang melakukan kajian terhadap potensi bisnis baru dalam penyaluran Fatty Acid Methyl Ester (FAME) di Lampung, serta melakukan penelitian mengenai pengembangan teknologi Carbon Capture, Utilization, and Storage (CCUS). Arifin menjelaskan bahwa terdapat beberapa proyek strategis yang direncanakan untuk tahun depan. Proyek pertama adalah melanjutkan pembangunan Booster Pump di Blok Rokan. Proyek kedua adalah Pipanisasi BBM Cikampek-Plumpang, yang direncanakan dimulai tahun depan dengan target penyelesaian lebih dari dua tahun. Proyek ketiga adalah perbaikan Tangki Empat di Arun, yang bertujuan untuk meningkatkan kapasitas LNG hub di PT Perta Arun Gas (PAG) dan menjadikan Arun sebagai pusat distribusi LNG yang lebih efisien. Keempat, penelitian mengenai hidrogen di Sumatera Utara. Pertagas akan memulai studi pengembangan proyek energi terbarukan yang berbasis hidrogen di kawasan Sumatera Utara. Untuk mendukung sejumlah proyek strategis tersebut, perusahaan berencana untuk meningkatkan alokasi belanja modal (capital expenditure/capex) pada tahun 2025. Diperkirakan, alokasi investasi untuk tahun depan akan meningkat sebesar 10-15% dibandingkan dengan tahun 2024. "Jika ada proyek-proyek baru, kami akan berusaha untuk mengalokasikan lebih banyak dana untuk capex atau investasi. Rencananya, tahun depan kami akan menambah investasi yang lebih besar dibandingkan tahun 2024 ini, mungkin sekitar 10-15% lebih tinggi dari saat ini. Proyek-proyek besar yang dimaksud adalah pipanisasi BBM Cikampek Plumpang," jelasnya. Di sisi lain, ia menyatakan bahwa dalam menghadapi pelaksanaan proyek-proyek besar pada tahun depan, Pertagas sedang merencanakan berbagai opsi untuk memperkuat modal, termasuk melalui penerbitan obligasi dan kerjasama dengan investor strategis. Langkah ini diambil untuk memastikan kelangsungan dan keberhasilan proyek-proyek strategis perusahaan. Arifin menjelaskan bahwa kondisi keuangan Pertagas pada tahun 2024 menunjukkan performa yang sangat positif, baik dari segi laba maupun arus kas. Keuangan yang kuat pada tahun ini memungkinkan Pertagas untuk mendanai proyek-proyeknya secara internal. "Oleh karena itu, arus kas kami menunjukkan performa positif pada tahun 2024 ini, sehingga kami dapat melunasi utang kami. Dengan kas yang cukup, kami juga mampu mendanai proyek-proyek yang ada di Pertagas melalui ekuitas internal. Itulah sumber utama kami," tuturnya.