Menteri Pariwisata, Widiyanti Putri Wardhana, telah melakukan inspeksi untuk memastikan kesiapan kawasan Kota Tua Jakarta dalam menyambut kedatangan wisatawan selama libur akhir tahun. Berdasarkan siaran pers dari kementerian yang dirilis di Jakarta pada hari Jumat, Menteri Pariwisata telah meninjau berbagai fasilitas pelayanan wisata di kawasan tersebut, termasuk Stasiun Beos, Galeri MRT, Museum Sejarah Jakarta (Museum Fatahillah), Jembatan Intan, dan House of Tugu. Wakil Menteri Pariwisata, Ni Luh Puspa, menyatakan bahwa kawasan Kota Tua Jakarta telah dipersiapkan untuk menyelenggarakan berbagai acara dan kegiatan selama liburan akhir tahun. "Kami ingin memastikan bahwa semua aspek siap untuk menyambut wisatawan yang diperkirakan akan sangat banyak. Hal ini mencakup keamanan, kebersihan, serta ketersediaan toilet, karena toilet dan pengelolaan sampah menjadi perhatian utama bagi pengunjung saat berwisata," ungkap Ni Luh, yang mendampingi Menteri Pariwisata dalam peninjauan tersebut. Untuk mendukung kegiatan wisata di kawasan Kota Tua Jakarta, KRL yang menuju Stasiun Kota dan Bus Transjakarta yang menuju Halte Kota Tua serta Halte Museum Sejarah Jakarta akan beroperasi selama 24 jam pada malam tahun baru 2025. Unit Pengelola Kawasan Kota Tua Jakarta juga telah menerapkan berbagai peraturan untuk memastikan bahwa kegiatan wisata berlangsung dengan tertib dan aman, termasuk larangan bagi pengunjung untuk membuang sampah sembarangan, melakukan vandalisme, dan menyalakan kembang api di Taman Fatahillah. Menteri Pariwisata telah menerbitkan surat edaran mengenai pelaksanaan kegiatan wisata yang aman, nyaman, dan menyenangkan selama perayaan Natal 2024 dan Tahun Baru 2025. Surat edaran ini ditujukan kepada para pemangku kepentingan yang relevan agar mereka dapat mempersiapkan langkah-langkah untuk memastikan keselamatan dan keamanan dalam kegiatan wisata. Kementerian Pariwisata juga berupaya memaksimalkan penggunaan saluran komunikasi yang ada untuk menyebarluaskan praktik wisata yang bertanggung jawab kepada para wisatawan. Di samping itu, kementerian juga mengaktifkan manajemen krisis di sektor pariwisata untuk memantau aktivitas pariwisata serta bekerja sama dengan pemangku kepentingan dan pemerintah daerah guna menciptakan pariwisata yang aman dan nyaman.