Salah satu sasaran dalam Agenda 2030 untuk pembangunan berkelanjutan (SDGs) adalah pariwisata yang berkelanjutan. Pariwisata berkelanjutan memiliki potensi untuk memberikan manfaat positif bagi lingkungan, sosial, budaya, dan ekonomi, baik bagi masyarakat lokal maupun wisatawan. Sehubungan dengan hal tersebut, Kabupaten Kutai Timur (Kutim) telah mengambil inisiatif dalam pelestarian lingkungan melalui pengembangan Proyek Perubahan (Proper) yang berfokus pada penerapan prinsip ekonomi hijau dalam sektor pariwisata. Inisiatif ini bertujuan untuk mengelola destinasi wisata dengan pendekatan yang rendah emisi serta pemanfaatan sumber daya alam secara bertanggung jawab. Proses pengembangan pariwisata yang berkelanjutan merupakan suatu usaha kolaboratif. Dalam hal ini, Pemerintah Kabupaten Kutai Timur berkomitmen untuk menjaga lingkungan, ekologi, dan nilai-nilai budaya tanpa merusak alam. Sebaliknya, pengembangan destinasi pariwisata ini seharusnya berkontribusi pada pemulihan lingkungan. Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Kutai Timur, Nurullah, mengungkapkan bahwa sektor pariwisata berfungsi sebagai penggerak utama ekonomi masyarakat. Aktivitas pariwisata ini dirancang untuk merangsang pertumbuhan ekonomi dan mendukung kesejahteraan masyarakat, sejalan dengan visi dan misi Kutai Timur dalam membangun daerah demi kesejahteraan bersama. Lebih lanjut, Dinas Pariwisata Kutim juga mendorong pengembangan ekonomi kreatif yang berlandaskan pada kreativitas dan inovasi masyarakat. Dengan demikian, ekonomi kreatif sangat bergantung pada kemampuan masyarakat dalam menciptakan produk yang memiliki nilai tinggi. Kutai Timur menargetkan untuk menyambut satu juta wisatawan pada tahun 2024. Diharapkan pencapaian target yang ambisius ini dapat mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat, menciptakan peluang usaha baru, serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui pengembangan pariwisata yang berkelanjutan dan berbasis potensi lokal. Hal ini juga mencakup peningkatan sarana dan prasarana, serta pengembangan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) di sektor pariwisata. Terdapat tiga destinasi utama yang menjadi fokus pengembangan wisata di Kutai Timur, yaitu Pulau Miang, Sangkuli Mangkalihat yang terkenal dengan telapak tangannya, dan kawasan Teluk Lombok yang meliputi Teluk Lombok, Teluk Prancis, dan Teluk Singkama. Selain itu, terdapat beberapa lokasi lain yang juga termasuk dalam program pengembangan wisata, seperti Pantai Sekrat, Pantai Najwa, Pantai Marang, dan Pantai Jepu-Jepu. Pengembangan juga akan dilakukan di Sungai Seleq di Kongbeng, Sungai Narkata Rimba di Muara Wahau, serta kawasan Hutan Wehea. Masih terdapat banyak destinasi wisata lain yang perlu dikembangkan. Terlebih lagi, berdasarkan pernyataan Bupati Ardiansyah Sulaiman, terdapat 170 destinasi wisata yang termasuk dalam program tersebut. “Prioritas wisata sebenarnya lebih dari 10. Namun, kami melakukannya secara bertahap,” ujarnya. Nurullah menjelaskan bahwa pihaknya sering diundang oleh beberapa Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) untuk memperkenalkan pariwisata di luar negeri, seperti di Finlandia, Berlin, dan San Francisco. Dalam kegiatan tersebut, mereka mendatangkan para penari yang merupakan putra-putri Kutai Timur untuk menampilkan Tari Jepen, Tari Pesisir, dan tari tradisional lainnya. Untuk melengkapi destinasi wisata, Pemerintah Kabupaten Kutai Timur juga membangun amenitas sebagai sarana pendukung, seperti toilet, gazebo, dan fasilitas lainnya. Dalam hal ini, Dinas Pekerjaan Umum juga dilibatkan agar kebutuhan kenyamanan para wisatawan dapat terpenuhi. “Kita memiliki keindahan ini. Dari segi keindahan, kita harus membangun kenyamanan bagi wisatawan. Seperti amenitas yang saya sebutkan tadi, sebagai sarana penunjang. Agar pengunjung merasa nyaman saat berkunjung,” jelasnya.